Wednesday, December 31, 2014

ditemukan sembilan kuburan massal korban ISIS


Ditemukan Sembilan Kuburan Massal Korban ISIS


Ditemukan sedikitnya sembilan kuburan massal yang berisi jenazah warga Kurdi Izadi yang didibunuh oleh anasir Takfiri ISIS.

Seorang pejabat senior Kurdi di wilayah semi-otonom Kurdistan pada Selasa  (30/12) mengatakan bahwa kuburan itu ditemukan di kota Sinjar, barat laut Irak.

Para korban semuanya diyakini adalah warga etnis Kurdi Izadi, yang menjadi target serangan kelompok teroris ISIS, kata Khairy Buzani, direktur Urusan Izadi di Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG).

Ditambahkannya bahwa kuburan massal itu memuat jenazah korban etnis Kurdi Izadi yang dibantai oleh teroris ISIS.

Ini terjadi di saat pasukan Kurdi Peshmerga baru-baru ini merebut kembali sebagian besar wilayah di Sinjar dari tangan ISIS. Pasukan Peshmerga juga berusaha merebut kembali wilayah-wilayah yang masih dikontrol ISIS dalam upaya memotong rute pasokan untuk ISIS di antara perbatasan Suriah dan Mosul.

ISIS telah menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, sejak Juni lalu.(IRIB Indonesia/MZ)

Baca Juga
- Kekejaman Wahabi ISIS di Negara Irak

tentara kamerun kembali jadi mangsa boko haram


Tentara Kamerun Kembali Jadi Mangsa Boko Haram

Lima tentara Kamerun tewas ketika anasir Takfiri Boko Haram yang berbasis di Nigeria melancarkan serangan terpisah di negara Afrika Tengah itu.

Pada Selasa (30/12), dua tentara tewas dan dua lainnya menderita luka-luka ketika kendaraan mereka dihantam bom pinggir jalan yang ditanam oleh teroris Boko Haram di wilayah Far North.

Di temmpat lain, seorang polisi Kamerun tewas ketika teroris Boko Haram menyerang sebuah kantor polisi di Double, sebuah wilayah di perbatasan dengan Nigeria.

Serangan terjadi sehari setelah dua tentara tewas dalam sebuah serangan.

"Dalam menangkal serangan Boko Haram di wilayah Shogori, pasukan kami membunuh 34 anggota kelompok teroris dan menghancurkan dua jip tempur milik Boko Haram," kata Menteri Komunikasi Kamerun Issa Tchiroma Bakary pada Senin (29/12).

Kamerun melancarkan serangan udara terhadap Boko Haram pada tanggal 28 Desember setelah hampir 1.000 militan Boko Haram menyerang sebuah kamp militer di dekat perbatasan utara. Pasukan Kamerun terpaksa mundur. Namun pangkalan itu berhasil direbut kembali oleh militer Kamerun.(IRIB Indonesia/MZ)

Baca Juga
- Kekejaman Wahabi Boko Haram di Negara Nigeria.

artikel anti aliran sesat

Anti Aliran Sesat :

  1. positive thinking pada para sahabat nabi
  2. positif thinking pada para Sahabat Nabi (2)

Tuesday, December 30, 2014

abbas bin abdul muthalib - sahabat yang diminta nabi menunda hijrah (4)


Abbas bin Abdul Muthalib - Sahabat yang Diminta Nabi Menunda Hijrah (4)
Oleh : Darmawan Sepriyosa

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berhijrah ke Yatsrib sedangkan Abbas tinggal di Mekah, mendengarkan berita Rasulullah dan kaum Muhajirin, dan mengirimkan berita-berita kaum Quraisy, hingga berkecamuknya Perang Badar.

Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam, tahu bahwa Abbas dan keluarganya dipaksa keluar berperang oleh Quraisy sedangkan mereka tidak berdaya mengelak. Rasulullah bersabda, "Aku tahu ada orang-orang dari Bani Hasyim dan lain-lain yang terpaksa keluar. Mereka tidak mempunyai kepentingan untuk memerangi kami. Siapa di antara kalian yang menjumpai mereka, orang-orang dari Bani Hasyim, janganlah dibunuh; siapa yang menjumpai Abbas bin AbduI Muththalib, paman Nabi Shallallhu alaihi wasallam., janganlah di bunuh karena ia keluar berperang karena terpaksa".

Keterangan Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam. itu tersebar luas di kalangan orang yang pergi ke Badar. Kaum mukminin menerima baik perintahnya itu. Kecuali Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah, yang berucap dengan lantang, "Kamu membunuh bapak kami, anak-anak kami, saudara-saudara dan keluarga kami, lalu kami akan membiarkan Abbas? Demi Allah, kalau aku menjumpainya, aku akan memancungnya dengan pedangku ini!"

Kata-katanya itu terdengar oleh Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam, lalu beliau berkata kepada Umar ibnul Khaththab, "Ya Aba Hafsah,ada juga orang yang mau menghantam wajah paman Rasullullah dengan pedangnya!"

"Biarkanlah, ya Rasulullah, aku penggal leher Abu Hudzaifah itu dengan pedangku ini. Demi Allah, dia itu seorang munafik," ucap Umar.

Akan tetapi, Rasulullah tidak membiarkan Umar bertindak membunuh kawan-kawanya yang bersalah. Beliau membiarkan mereka bertobat dan menebus dosanya masing-masing. Ternyata, Abu hudzaifah sangat menyesali kata-katanya itu dan senantiasa mengulang-ulang perkataanya, "Demi Allah, rasanya hatiku tidak aman atas kata-kata yang pernah kuucapkan dahulu dan aku senantiasa dikejar-kejar rasa takut olehnya, sebelum Allah memberikan tebusan kepadaku dengan syahadah!" Ternyata, harapannya itu Allah penuhi, ia tewas sebagai syahid dalam Perang Yamamah. (Dsy)

24/9

artikel anti wahabi

Artikel Anti Wahabi :

  1. daftar situs ajaran sesat wahabi
  2. daftar situs ajaran sesat wahabi (berdasarkan abjad)
  3. bibit radikalisme telah ada sejak jaman Rasullah
  4. ancaman gerakan wahabi arab saudi (muhammad bin abdul wahab)
  5. islam yang ramah
  6. mengenal salafiyah - awal dan akar
  7. salafiyah satu istilah dengan pengertian berbeda
  8. inilah tokoh-tokoh gerakan salafiyah
  9. ziarah kubur
  10. hukum membongkar kuburan (1)
  11. hukum membongkar kuburan (2)
  12. memperbaharui nisan dikuburan utama
  13. benarkah tahlilan dan yasinan itu haram

Wednesday, December 24, 2014

abbas bin abdul muthalib - sahabat yang diminta nabi menunda hijrah (3)


Abbas bin Abdul Muthalib - Sahabat yang Diminta Nabi Menunda Hijrah (III)
Oleh : Darmawan Sepriyosa
 

Abbas selalu menemani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di Kabah. Kas bin Malik mengutarakan, "Kami (saya dan al-Barra bin Marur) mencari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kami tidak tahu dan tidak mengenal Rasulullah sebelumnya. Kami bertemu dengan seorang penduduk kota Mekkah. Kami tanyakan di mana kami bisa menemui Rasulullah. Ia balik bertanya, Apakah kalian berdua mengenalnya? Kami menjawab, Tidak!. Ia lalu bertanya, Kalian mengenal Abbas bin Abdul Muththalib, pamannya?

Kami menjawab, Ya! Memang kami sudah mengenalnya karena ia sering datang ke negeri kami membawa dagangan. Orang tadi lalu berkata, Kalau kalian masuk ke Masjidil Haram, orang yang duduk di sebelah Abbas itulah orang yang kalian cari!".

Kemudian, kami masuk ke Masjidil Haram. Ternyata, kami menemukan Abbas duduk di sana dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam duduk di sebelahnya".

Abbas radhiallahu anhu mempunyai peran penting yang tidak bisa diabaikan dalam baiat al-Aqabah. Ia orang pertama yang berpidato dalam majelis itu. Ia berkata :

"Wahai kaum Khazraj, (pada masa itu, suku al-Aus dan al-Khazraj dipanggil dengan al-Khazraj saja) kalian seperti yang saya ketahui telah mengundang datang Muhammad. Ketahuilah bahwa Muhammad itu orang yang paling mulia di tengah-tengah familinya. Ia dibela oleh orang orang yang sepaham dan orang-orang yang tidak sepaham dengan pikirannya demi memelihara nama baik keluarga. Muhammad sudah menolak tawaran orang lain selain kalian. Kalau kalian memiliki kekuatan, ketabahan, dan pengertian tentang ilmu peperangan, mempunyai kekuatan menghadapi persekutuan dan permusuhan seluruh bangsa Arab, karena mereka akan menyerang kalian dengan satu busur dan satu anak panah, maka camkanlah baik-baik terlebih dahulu, rembukkanlah antara kalian dengan mufakat dan sepakat bulat dalam majelis ini karena sebaik-baik bicara itu ialah yang jujur."

Kata-kata itu menunjukkan pengetahuan Abbas yang luas dan pemikiran yang cerdas tentang berbagai persoalan. Ia ingin mengenali hakikat kaum Anshar dan membangkitkan kesiapsiagaan mereka. Ia lalu berkata lagi, "Cobalah kalian ceritakan kepadaku bagaimana kalian berperang menghadapi musuh?".

Abdullah bin Amru bin Haram bangkit memberikan jawaban, "Percayalah bahwa kami adalah ahli perang. Kami memperoleh keahlian itu berkat kebiasaan dan latihan kami dan berkat warisan nenek moyang kami. Kami lepaskan anak panah kami sampai habis, lalu kami mainkan tombak kami sampai patah, kemudian kami menyerang dengan pedang, berperang tanding hingga tewas atau menewaskan musuh kami".

Cerahlah wajah Abbas mendengarkan keterangan mereka itu dan amanlah rasanya untuk menyerahkan keponakannya itu, seorang yang paling dekat di hatinya. Seperti ada yang ia lupakan, ia berkata lagi, "Kalian mengatakan ahli peperangan. Apakah kalian mempunyai baju besi?".

"Ya, lengkap," jawab mereka. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kemudian membaiat mereka dan Abbas mengambil tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk mengukuhkan baiat itu. (Dsy) (inilah,com)

24/9

wahabi salafi di libya

Kekejamaan Wahabi Salafi di libya :

  1. Ulama Mesir Tuduh Saudi dan Qatar "Pelayan Israel"

wahabi salafi di lebanon

Kekejaman Wahafi Salafi di Lebanon

  1. ulama sunni lebanon kecam tokoh salafi penyulut fitnah

Tuesday, December 23, 2014

istighotsah


Istighotsah


"Itighotsah" dalam bahasa Arab berarti “meminta pertolongan”. Istilah istighotsah terdapat dalam wiridan para anggota jama’ah thoriqoh (atau biasa dilafadkan dalam bahasa Indonesia menjadi tarekat) yang berbunyi: “Ya Hayyu ya Qoyyum birohmatika astaghits..!” Wahai Dzat Yang Mahahidup dan dan Yang Tidak Butuh Pertolongan, berilah pertolongan kepadaku..! Di negara-negara Arab kalau pun kata istighotsah dipakai sebagai satu peristilahan maka itu berarti doa khusus saja yang ucapkan oleh seorang tokoh.

Di Indonesia istighotsah diartikan sebagai dzikir atau wiridan yang dilakukan secara bersama-sama dan biasanya di tempat-tempat terbuka untuk mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Sementara doa-doa yang diucapkan pada saat istighotsah adalah doa-doa atau bacaan yang khas diamalkan dalam jama’ah thoriqoh, meski kadang ada beberapa penambahan doa.

Pertama-tama para jama’ah istighotsah membaca surat pertama dalam Al-Qur’an yakni Al-Fatihah sebagai pembuka segala kegiatan yang baik. Selanjutnya jama’ah membaca doa-doa berikut:
1. Istighfar (astagfirullahal adzim) meminta ampun kepada Allah
2. Hauqolah (la haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim) meminta kekuatan kepada Allah
3. Sholawat atau doa untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya
4. Lafadz tahlil panjang yang berbunyi “La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin” sebagai pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa hamba yang sedang berdoa telah melakukan perbuatan dzolim.
5. Memuji asma Allah dengan lafadz “Ya Allah ya Qodim, ya Sami’u ya Basyir, ya Mubdi’u ya Kholiq, ya Hafidz ya Nasir ya Wakilu ya Allah, ya Lathif”
6. Kemudian bacaan istighotsah “Ya Hayyu ya Qoyyum birohmatika astaghits”

Jumlah bacaan bisa bermacam-macam antara 1, 3, 7, 33, 100, atau 1000 tergantung sang pemimpin jama’ah istigotsah. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca surat Yasin dan dilanjutkan dengan tahlil untuk mendoakan para orang tua, guru, sesepuh, anak, dan saudara yang telah menghadap Sang Kholiq.

Jauh-jauh hari, jama’ah thoriqoh mengamalkan doa-doa tersebut pada waktu-waktu tertentu di ruangan tertutup seperti masjid, langgar dan musholla dengan penuh kekhusu’an dan dipimpin oleh guru tarekat (mursyid).

Pada akir tahun 1990-an para kiai Nahdlatul Ulama berinisiatif mengajak umat Islam dan bangsa Indonesia untuk berdoa, meminta pertolongan kepada Allah, secara bersama-sama di tempat terbuka. Saat itu Indonesia diperkirakan kiai telah dan akan memasuki bencana besar, maka berbagai elemen bangsa harus berdoa bersama-sama untuk keselamatan bangsa Indonesia.

Persis tanggal 25 Desember 1997 doa bersama untuk pertama kalinya dilaksanakan secara terbuka di lapangan bola Tambak Sari, Surabaya, dipimpin oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur waktu itu KH Hasyim Muzadi. Ternyata Istighotsah tersebut bisa terlaksana dengun khusu dan syahdu, sehingga bisa membawa ketenangan jiwa. Yang kedua dilaksanakan lapangan Kodam Surabaya yang dihadiri tidak hanya di kalanagan NU tetapi juga kalangan pejabat.

Istighosah kemudian sering dilakukan terutama menjelang dan selama masa krisis 1997-1998. Istighotsah yang paling besar dilakukan di Lapangan Parkir Timur senayan Jakarta oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tidak hanya dihadiri oleh para kiai NU, tokoh umat Islam, tetapi juga para pimpinan partai, pejabat tinggi negara serta para petinggi Militer termasuk Panglima Angkatan Bersenjata. Waktu itu, istighostah selain sebagai doa bersama juga merupakan penegasan komitmen kebangsaan yang dilakukan oleh seluruh elemen bangsa Indonesia saat Indonensia terjadi krisis politik, ekonomi besar dan menghadapi bahaya disintegrasi bangsa.

Istighatsah kini menjadi istilah umum untuk dzikir yang dihadiri oleh banyak orang dan dilakukan di tempat-tempat umum. Istighotsah juga diisi dengan ceramah agama (mau'idzatul hasanah) kemudian ditutup dengan pembacaan doa pamungkas yang dipimpin oleh para ulama secara bergantian. (A Khoirul Anam) (nu.or.id)

Baca juga
- Artikel-Artikel Ubudiyah lainnya

Monday, December 22, 2014

hidup harus lurus


Hidup Harus Lurus
Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

ALLAH SWT berfirman, “Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS al Fatihah [1]: 6-7).

Ayat ini menjelaskan bahwa kita perlu mencari ilmu agar mengetahui apa saja hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai Allah SWT. Apa yang disukai-Nya, maka lakukan. Sedangkan apa yang tidak disukai-Nya, maka tinggalkan. Adapun perkara rezeki, Allah SWT sudah mengaturnya untuk kita.

Tentang kejujuran misalnya. Antara jujur dan tidak jujur, Allah menyukai yang pertama. Namun, bisa jadi kebanyakan orang menyukai yang kedua. Apabila kita jujur, mungkin ada orang lain yang jadi tidak suka kepada kita.

Akan tetapi, karena Allah suka pada kejujuran, maka ditanamkanlah oleh-Nya rasa tenang, aman, kekuatan dan keteguhan di dalam hati kita. Sehingga kita tetap kokoh dan tidak merasa takut saat tidak disukai oleh sesama manusia yang tidak menyukai sikap jujur kita.

Ketika kita tidak jujur, mungkin manusia akan menyukai kita. Namun, karena Allah SWT tidak ridho terhadap ketidakjujuran, maka ditanamkanlah oleh-Nya rasa cemas, was-was, resah dan gelisah di dalam hati kita. Jika sudah seperti ini, maka segala kesenangan materiil yang kita peroleh dari ketidakjujuran, tidak akan berarti apa-apa. Kita akan terus-menerus tertekan dari dalam diri sendiri. Bahkan, meski tidak dihina oleh sesama manusia pun, kita akan merasa tersiksa.

Banyak pelaku ketidakjujuran yang kemudian merasakan akibatnya secara langsung di dunia. Seperti dengan hukuman penjara misalnya. Namun, hukuman-hukuman semacam ini mestinya ditafakuri dan disyukuri. Karena hukuman seperti ini adalah cara Allah menegur dan mengingatkan si pelaku sehingga ia mau memperbaiki diri.

Orang yang beruntung adalah orang yang melakukan kesalahan kemudian diingatkan sehingga ia mengetahui jalan perbaikan. Sedangkan orang yang rugi adalah orang yang melakukan kesalahan namun tidak mendapat peringatan, sehingga ia semakin tenggelam dalam kesalahan. Lebih rugi lagi orang yang berada di dalam kesalahan kemudian berakhir hidupnya sebelum sempat memperbaiki dirinya.

Contoh lainnya, membicarakan keburukan orang lain. Ini adalah perbuatan yang hampir lazim terjadi di seluruh lapisan masyarakat kita. Padahal ini salah satu perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Membicarakan keburukan orang itu bukanlah hal yang mengenakkan.

Pelaku perbuatan seperti ini, ketika baru saja membicarakan keburukan orang lain, maka kondisi hatinya seketika itu juga tidak enak. Penuh prasangka negatif, kecurigaan, iri dan dengki. Itu baru dari aspek dalam. Dari aspek luar, raut muka pelaku perbuatan ini pun seketika itu akan berubah jadi tidak mengenakkan. Demikian pula dengan kalimat-kalimat yang diucapkannya.

Sebaliknya dengan orang yang membicarakan kebaikan orang lain. Saat melakukan hal itu, keadaan hatinya akan baik karena berisi hal-hal positif tentang orang yang dibicarakannya. Raut mukanya cerah dan sumringah. Ucapan-ucapannya pun berisi kebaikan dan optimisme.

Contoh berikutnya adalah merokok. Jika kita coba bertanya, apakah Allah SWT suka terhadap perbuatan merokok? Sesungguhnya Allah suka terhadap segala hal yang memberikan manfaat dan kebaikan. Madu misalnya. Coba perhatikan, Allah SWT menjelaskan di dalam al-Quran tentang manfaat madu.

Tulisan-tulisan yang terkait atau menerangkan tentang madu pun, pasti berisi kebaikan. Misalnya memberikan kesehatan, kekuatan, dan meningkatkan imunitas tubuh. Allah SWT berfirman,“…Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. an-Nahl [16]: 69).

Sebaliknya dengan rokok. Pada kemasannya saja terdapat tulisan bahwa rokok menyebabkan kangker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Bahkan pada beberapa kemasan rokok disebutkan bahwa ia menyebabkan kematian. Jadi barang apa sebenarnya ini? Tentunya ini adalah barang yang tidak benar dan tidak baik.

Rokok itu sudah jelas-jelas ditegaskan bisa memberikan dampak negatif sedemikian berat, namun masih banyak saja ada orang yang mengonsumsinya. Sudah diberikan tulisan peringatan pada kemasannya, bahkan ada juga yang dilengkapi dengan gambar menyeramkan, masih banyak saja orang yang menghisapnya.

Saudaraku, tidak pernah ada kata terlambat selama nyawa masih dikandung badan. Segera jauhilah berbagai hal yang mengundang ketidaksukaan Allah SWT. Sesungguhnya Dia tidak menyukai hal-hal yang menimbulkan keburukan.

Waktu yang kita miliki tidaklah banyak. Sayang jika sia-sia karena perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat dan tidak disukai oleh-Nya. Malah, bisa-bisa kita terjerumus kepada sikap kufur nikmat karena mengisi nikmat waktu dan kesempatan dengan perbuatan-perbuatan sia-sia dan dosa. Na’udzubillahimindzalik.

Padatkanlah aktifitas harian kita dengan kebaikan dan perbuatan yang disukai oleh-Nya. Teladanilah akhlak Nabi Muhammad Saw, niscaya Allah SWT akan mengurus kita, memudahkan rezeki kita, dan mempercepat jalan keluar atas segala problematika hidup kita. [inilah.com]

24/9


tamak


Tamak - Pintu-pintu Neraka 
Oleh: Nasaruddin Umar

TAMAK, rakus, atau serakah adalah salah satu sifat tercela dalam agama Islam. Kosa kata tamak mungkin tidak pernah berkonotasi positif karena menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial ekonomi di dalam masyarakat.

Ada orang yang meraup harta kekayaan sebanyak-banyaknya sementara orang lain dibiarkan menjadi penonton. Tamak termasuk penyakit sosial karena biasanya pribadi yang tamak bukan hanya rakus dan serakah tetapi biasanya juga pelit, kikir, sombong, angkuh, dan memiliki ambisi berlebihan.

Selain menyebabkan orang lain sensara, tamak ini juga umumnya membuat pelakunya tersungkur dalam kehinaan yang amat memalukan. Dalam Al-Qur’an ditampilkan sejumlah raja digjaya tetapi tamak yang berujung kehinaan karena serakah. Fir’aun, Tsamud, Namrud, ‘Ad, Abrahah, dan sejumlah tokoh lain merasakan kekecewaan diakhir hayatnya karena keserakahan.

Tokoh dan pemimpin dunia kontemporer juga tidak sedikit jumlahnya berakhir dengan kehinaan karena keserakahan. Tamak artinya kehendak nafsu untuk memiliki seluruh potensi yang ada di dalam masyarakat tanpa peduli orang lain yang juga membutuhkannya. Ia ingin memiliki semua potensi itu dengan berbagai cara, termasuk cara-cara yang tidak wajar.

Ketamakan dan keserakahan menurut St Augustine (354-430) dapat diidentifikasi ke dalam tiga kategori, yaitu keserakahan kekuasaan, keserakahan seksual, keserakahan harta benda. Keserakahan pertama berpotensi melahirkan anarki dan tirani.

Keserakahan jenis kedua berpotensi melahirkan kejahatan kesusilaan dan melemahkan keturunan. Keserakahan ketiga menjadi cikal bakal lahir dan berkembangnya sistem kapitalisme. Sebelum kapitalisme lahir, keserakahan manusia terhadap harta benda merupakan perbuatan yang tidak terpuji.

Bahasa agama dan bahasa filsafat sampai abad pertengahan masih memandang kapitalisme itu sebagai dosa dan aib yang harus dijauhi. Belakangan berpisah antara pandangan agama dan filsafat. Filsafat cenderung memberikan pembenaran terhadap pemilik modal untuk meraup keuntungan lebih besar tanpa memperhatikan kaedah-kaedah moral. Sebaliknya agama moralitas harus menjadi dasar di dalam berbagai kepemilikan.

Milik pribadi dalam masyarakat tradisional bukan sekadar sumber pendapatan tetapi lebih memiliki fungsi sosial dan penggunaannya selalu dibatasi oleh kepentingan-kepentingan sosial dan keperluan negara. Karena itu, menurut sejarahwan RH Tawney, sampai abad pertengahan konsep kepemilikan pribadi atas harta tidak begitu popular.

Sampai sekarang, di sejumlah etnik dalam sejumlah wilayah kepulauan nusantara kita masih kental dengan istilah kepemilikan kolektif seperti hak-hak adat, tanah ulayat, tanah adat, tanah waqaf, dan sebagainya. Orang-orang yang melanggar ketentuan ini dianggap serakah dan itu merupakan aib besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Orang dahulu lebih memilih miskin dan menderita ketimbang kaya dan bahagia tetapi tidak terhormat. Orang kaya yang memperoleh kekayaan dengan cara tidak wajar dianggap orang yang tidak terhormat.

Tamak terhadap harta benda sesudah abad pertengahan seakan mendapatkan legitimasi logika dan agama. Nilai-nilai luhur agamapun direaktualisasikan untuk mendukung konsep kapitalisme, sehingga kapitalisme yang dulu dianggap aib kini semakin eksis di dalam opini publik. Lahirnya karya monumental Max Weber “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” dianggap memberikan pupuk yang menyuburkan faham kapitalisme.

Namun sasaran positif yang dituju buku ini ialah memberikan semangat pembebasan manusia dari belenggu mistisisme dan khurafat yang menyelimuti umat beragama saat itu. Weber tidak ingin agama dijadikan dasar untuk meligitimasi keterbelakangan, kemelaratan, dan kepasrahan terhadap nasib. Agama justru harus dijadikan spirit untuk mengembangkan kreasi masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan materi maupu non materi [inilah.com]

24/9

Thursday, December 4, 2014

abbas bin abdul muthalib - sahabat yang diminta nabi menunda hijrah (2)

Abbas bin Abdul Muthalib - Sahabat yang Diminta Nabi Menunda Hijrah (II)


Beberapa ahli tafsir meyakini bahwa ayat di bawah ini diturunkan berkenaan dengan Abbas bin Abdul Muthalib--paman Nabi SAW, selain juga untuk Aqil bin Abdul Muthalib dan Naufal ibnu al-Harits.

Ini kisah Abbas bin Abdul Muthalib. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pemah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka ia pun menepati nazarnya itu.

Istrinya terkenal dengan panggilan Ummul Fadhal, karena anak sulung mereka bernama al-Fadhal. Wajahnya tampan. Ia duduk dibelakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menunaikan haji wada’-nya. Ia meninggal dunia di Syam karena wabah penyakit.

Abbas memiliki beberapa anak lain, anak kedua, Abdullah, seorang ahli agama yang mendapat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meninggal di Thaif. Ketiga, Qutsam, wajahnya mirip benar dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia pergi berjihad ke negeri Khurasan dan meninggal dunia di Samarkand. Keempat, Ma’bad, mati syahid di Afrika. Abdullah (bukan Abdullah yang pertama), orangnya baik, kaya,dan murah hati meninggal dunia di Madinah. Kelima, Puterinya, Ummu Habibah, tidak banyak dibicarakan oleh sejarah.

Para ahli sejarah berbeda keterangan tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lama sebelum Perang Badar. Katamya, ia memberitakan kegiatan kaum musyrikin kepada Nabi di Madinah, dan kaum muslimin yang ada di Mekkah banyak mendapat dukungan dari beliau. Kabamya, ia pernah menyatakan keinginan untuk berhijrah ke Madinah, tapi Rasulullah menyatakan, “Kau lebih baik tinggal di Mekah “.

Keterangan kedua ini dikuatkan Abu Rafi’, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pada waktu itu, ketika aku masih kanak-kanak, aku menjadi pembantu di rumah Abbas bin Abdul Muththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumah tangganya. Baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam. Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, lalu ia menyembunyikan keislamannya.” (Dsy)Keterangan kedua ini dikuatkan Abu Rafi’, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pada waktu itu, ketika aku masih kanak-kanak, aku menjadi pembantu di rumah Abbas bin Abdul Muththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumah tangganya. Baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam. Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, lalu ia menyembunyikan keislamannya.” (Dsy) [inilah.com]

24/9

Wednesday, December 3, 2014

sahabat nabi muhammad saw

Para Sahabat Nabi Muhammad SAW :

  1. Abu Bakar Shiddiq - Tawadlunya Abu Bakar Shiddiq
  2. Abu Bakar Shiddiq - Untuk Bilal berapun aku tebus
  3. Umar Bin Khattab - menyedahkan setengah hartanya
  4. Umar bin Khattab - Umar tidak percaya nabi wafat
  5. Umar bin Khattab - Benarkah Khalifah Umar melabrak teks
  6. Utsman Bin Affan - Sedekah 2,4 Trilyun
  7. Utsman Bin Affan - dimanakah tuhanmu
  8. Ali bin Abi Thalib - Lelaki yang berjalan di Surga
  9. ===========================================
  10. Abbas bin Abdul Muthalib (Paman Nabi) - Sahabat yang diminta Nabi untuk menunda Hijrah
  11. Abbas bin Abdul Mutahlib (Paman Nabi) - Sahabat yang diminta Nabi untuk menunda Hijrah (3)
  12. Abbas bin Abdul Mutahlib (Paman Nabi) - Sahabat yang diminta Nabi untuk menunda Hijrah (4)
  13. Abbas bin Ubadah bin Nadlah - saksi mata 2 baiat kepada Nabi Muhammad 
  14. Abdulllah bin Abdullah bin Ubay ra - anak tokoh munafik yang disayangi Nabi SAW
  15. Abdullah Ummi Maktum - Muazin Buta yang Rasul janjikan Surga
  16. Abdullah Ummi Maktum (3) - Lelaki yang membuat Allah Menegur Rasullah
  17. Khalid Bin Walid - Pedang Allah yang wafat di tempat tidur
  18. salman farisi - Isfahan: Tanah Kelahiran Salman Al-Farisi
  19. Tsabbit bin Qais - Juru Bicara Rasul yang berwasiat setelah syahid
  20. Zubair Bin Awwam - Diselimuti tikdar dan dibakar agar Kembali Ingkar
  21. Zubair Bin Awwam (2) - Lelaki yang ditiru Malaikat Jibril di Perang Badar
  22. Zubair Bin Awwam - Lelaki yang berjalan di Surga

wali allah

Wali Allah (Kekasih Allah) :

  1. Imam Al Ghazali - Kisah Al-Ghazali dengan Tukang Sol Sepatu