Monday, April 2, 2012

menlu as dan raja saudi bicarakan keseimbangan minyak dunia

Menlu AS dan Raja Saudi Bicarakan Keseimbangan Minyak Dunia

Menurut seorang pejabat AS, pada hari Jumat kemarin Menlu AS Hillary Clinton terlibat pembicaraan membahas peran Arab Saudi dalam menjaga kestabilan pasokan minyak dunia dengan Raja Saudi, Abdullah. Amerika Serikat dan Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, telah bekerja sama sejak tahun 1940, meskipun mereka sempat terlibat perselisihan mengenai bagaimana mengatasi pemberontakan rakyat Arab yang membuat hubungan keduanya menjadi tegang.

Amerika Serikat dan negara-negara konsumen lainnya khawatir Arab Saudi mungkin akan mengurangi produksi minyak jika mereka melepaskan cadangan darurat yang mereka miliki. Ini dilakukan sebagai strategi mereka untuk menetralkan keadaan dan mendinginkan pasar energi dunia.

Pada Jumat kemarin Clinton bertemu dengan raja, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Saud al-Faisal dan pejabat lain dari kerajaan Teluk di Riyadh, sehari sebelum menteri luar negeri dari Negara-negara Teluk bertemu dengan para pejabat AS untuk membahas keamanan regional.

"Mereka berbicara tentang penjagaan pasokan minyak global yang dimiliki oleh Arab Saudi. Serta peran penting Arab Saudi yang bermain dalam perdagangan minyak dunia," kata seorang pejabat senior Departemen Amerika Serikat kepada wartawan.

Para diplomat dan sumber-sumber industri mengatakan bahwa dalam pekan ini negara-negara Barat mungkin ingin Clinton untuk mencari jaminan bahwa Saudi tidak akan melemahkan upaya mereka untuk memotong biaya bahan bakar mereka.

Harga minyak telah meningkat tajam sejak awal tahun ini, pada satu titik puncaknya $ 128 per barel, terutama karena sanksi yang diperluas dikenakan pada eksportir minyak utama Iran bertujuan memperlambat sengketa program nuklirnya. "Kepentingan bersama kami dalam menjaga stabilitas di pasar minyak telah dibahas," ujar pejabat tersebut mengenai pembicaraan yang terjadi selama pertemuan antara Clinton dan pemimpin Saudi.

Pejabat itu mengatakan bahwa pembicaraan Clinton dengan para pejabat Saudi yang terjadi pada Jumat kemarin juga membahas diskusi tentang rencana untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rudal di Teluk, reformasi dan peran perempuan di Arab Saudi, perundingan multilateral tentang program nuklir Iran, dan Suriah.


Redaktur: Hazliansyah
Reporter: Rachmita Virdani
Sumber: Reuters

sumber :republika.co.id

No comments: