Tuesday, March 20, 2012

kisah terbongkarnya konspirasi saudi di irak

Kisah Terbongkarnya Konspirasi Saudi di Irak

sebuah laporan keamanan memberitakan munculnya friksi antara Kepala Dinas Intelejen Arab Saudi, Muqran Bin Abdul Aziz dan Menteri Luar Negeri Saud Al-Faisal mengenai masalah Irak.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Fars News, Menlu Arab Saudi baru-baru ini mengetahui bahwa salah satu negara Eropa menemukan dokumen rahasia mengenai aktivitas dinas intelejen Saudi.

Sontak, Saud Al-Faisal langsung menegur kepala Dinas Intelejen Arab Saudi. Dokumen yang ditandatangani Muqran Bin Abdul Aziz itu jelas menunjukkan intervensi dinas intelejen Arab Saudi dalam serangan teroris di Irak. Sumber yang bisa dipercaya menyebutkan bahwa dokumen itu merupakan yang ketiga kalinya terbongkar mengenai intervensi Saudi dalam urusan keamanan Irak.

Di saat pemerintahan baru Irak terbentuk dan Saudi gagal menggiring Baghdad membentuk pemerintahan sesuai kepentingannya, Riyadh justru melakukan tindakan yang memperuncing ketegangan kedua negara. Pejabat tinggi Baghdad memperingatkan intervensi yang dilakukan Saudi terhadap urusan internal Irak, seraya menegaskan bahwa Arab Saudi menggelontorkan dukungan finansial untuk teroris di Irak.

Anggota Koalisi Nasional Irak mengatakan beberapa kalangan di Arab Saudi menawarkan dukungan finansial dan moral untuk teroris, yang berada di balik berbagai serangan di negara yang porak-poranda akibat perang itu.

Politisi Koalisi Nasional Irak menyinggung adanya cukup bukti mengenai keterlibatan Saudi dalam berbagai kekerasan di Irak. Muhammad Hussein,anggota Koalisi Nasional Irak mengungkapkan, Irak harus menutup perbatasannya dengan Arab Saudi untuk menghalangi masuknya teroris dari negara itu.

Tidak hanya itu, beberapa otoritas keagamaan di Arab Saudi bahkan mengeluarkan fatwa yang membolehkan membunuh orang Syiah, yang membentuk populasi mayoritas Irak. Bahkan sejumlah ulama Wahabi juga mendukung pemerintah Saudi menggagalkan terbentuknya pemerintahan baru Irak.

Analis Politik menilai Arab Saudi melakukan segala cara untuk menghalangi terbentuknya pemerintahan Syiah di Irak. Seorang anggota Parlemen Irak mengungkapkan, petugas keamanan Saudi menculik seorang warga Irak untuk ditukar dengan teroris Saudi yang ditahan di penjara Irak.

Kini, Dinasti Saudi tengah diguncang krisis internal kerajaan. Salah satunya menyangkut masalah intervensi Saudi dalam urusan Irak. Seorang keluarga kerajaan Saudi mengungkapkan bahwa Dinas Intelejen Amerika Serikat (CIA) memiliki dokumen yang memuat peran Arab Saudi dalam merekrut teroris dan mengirimnya ke Irak untuk melakukan aksi teror di Negeri 1001 Malam itu. Dokumen rahasia yang bocor ini menunjukkan intervensi Arab Saudi dalam urusan internal Irak pada tahun 2004.

Redaktur: Krisman Purwoko
Sumber: IRIB/PH

sumber : republika.co.id

No comments: