Lelaki yang
berjalan di Surga
Oleh: Edy Mulyadi
Khalifah Utsman bin
Affan RA tewas dibunuh. Terjadi perselisihan sengit di antara para sahabat
tentang apa hukuman yang tepat bagi pelakunya.
Begitu hebatnya
perselisihan itu, hingga mengakibatkan peperangan antara mereka. Ini terjadi
karena disusupi oleh orang-orang yang mengadu domba. Peristiwa itu terjadi para
tahun 36 H. Puncaknya, terjadi Perang Jamal.
Dalam perang
saudara ini, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah sempat berseberangan
dengan Ali bin Abi Thalib. Keduanya bertolak dari Mekah menuju Bashrah, Irak,
untuk menuntut ditegakkannya hukum atas para pembunuh Utsman. Padahal keduanya
termasuk dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.
Tentu saja melihat
kenyataan ini Ali bin Thalib bersedih. Namun setelah Ali mengingatkan mereka,
keduanya pun akhirnya tidak lagi bersebarangan dengan Khalifah. Namun setelah
pergi dari perang fitnah itu, Zubair wafat dibunuh oleh seorang penghianat yang
bernama Amr bin Jurmuz. Peristiwanya terjadi saat dia melakukan shalat.
Zubair bin Awwam RA
wafat pada Rabiul Awal tahun 36 H dengan usia 66 atau 67 tahun. Kabar wafatnya
Zubair membuat duka amat mendalam bagi amirul mukminin Ali bin Abi Thalib RA. Dia
mengatakan, “Nerakalah bagi pembunuh putra Shafiyyah ini.”
Saat pedang Zubair
dibawakan ke hadapannya, Ali pun menciumi pedang tersebut sambil berurai air
mata, lalu berucap “Demi Allah, pedang yang membuat pemilikinya mulia (dengan
berjihad) dan dekat dengan Rasulullah.
Ali menatap kubur
Thalhah dan Zubair sambil mengatakan, “Sungguh kedua telingaku ini mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Thalhah dan Zubair berjalan
di surga.
19/9
19/9
No comments:
Post a Comment